Rabu, 18 Januari 2012

RI Ready to Modernize its Weaponry 16 Januari 2012 Nexter Caesar 155 howitzer (photo : rhcp04) Indonesia will start modernizing its military hardware after a decade of internal reform riding on the back of an improving economy, Defense Minister Purnomo Yusgiantoro told repoters Monday. “The Indonesian Military has been involved in internal reforms, such as disengagement from political and business activities,” he told a press conference after a leadership meeting at the ministry. “All this time, the TNI has refrained from procuring major weapons systems.” Also attending the press conference were Defense Deputy Minister Sjafrie Sjamsoeddin, TNI chief Adm. Agus Suhartono, Army chief of staff Gen. Pramono Edhie Wibowo, Navy chief of staff Adm. Soeparno, Air Force chief of staff Marshal Imam Sufaat, and ministry secretary general Vice Marshal Eris Heryyanto. Coordinating Minister for Political, Security and Legal Affairs Djoko Suyanto attended the leadership meeting and delivered a speech to the participants. Purnomo said most of the procurement could take a long time to realize from planning to delivery as there were various agencies involved in the process. “Each individual service will describe their needs to the TNI headquarters, which will submit the request to the ministry,” he said.
“Once agreed, we have to talk with the National Development Planning Board [Bappenas] and the Finance Ministry to find the appropriate funding.” He said because most procurement processes require a long time to realize, the funding usually involves a multiyear system. The ministry’s Defense Facilities Agency chief, Maj. Gen. Ediwan Prabowo, said most of the shopping list would be sealed in the first half of this year. “We are currently still looking for candidates for each weapons system. So we have not yet decided the model and pricing,” he told the press conference. The shopping list includes various weapons systems for the three services including various types of helicopters, howitzers, multiple launch rocket systems (MLRS), various types of ships and anti-aircraft missiles. Indonesia ended 2011 with large procurements, including six Sukhoi Su-30MKK from Russia worth US$470 million; three submarines from South Korea worth almost $1.1 billion in cooperation with state shipyard PT PAL; nine NC-295 medium transport from Spain worth $325 billion in cooperation with state-owned aircraft maker PT Dirgantara Indonesia; 16 KAI T-50 Golden Eagle advanced trainers, worth $400 million, from South Korea; eight Embraer EMB-314 Super Tucano counter-insurgency aircraft from Brazil; and Grob G 120TP primary trainer from Germany. Indonesia’s shopping list in 2012 Army 1. Main battle tank (MBT) 2. Multiple launch rocket system (MLRS) 3. Howitzer 155mm 4. Air defense missile 5. Assault and attack helicopters 6. Anoa armored personnel carrier Navy 1. Searider rigid-inflatable boat (RIB) 2. Fast patrol boats 3. Guided-missile destroyer 4. Hydro-oceanography vessel 5. Barque tall ship to replace the existing KRI Dewaruci 6. Various auxiliary vessels, including fuel and landing ship tank 7. Anti-submarine warfare (ASW) helicopter Air Force 1. Anti-aircraft missile 2. EC-725 Cougar helicopter 3. 24 units of F-16, grant from the United States, to be retrofitted 4. 4 units of C-130H heavy transport aircraft, grant from Australia, to be retrofitted (The Jakarta Post)

Selasa, 17 Januari 2012

Tiga Kapal Selam Akan Jaga ALKI II 17 Januari 2012 Dengan tambahan tiga kapal selam produksi Korea maka jumlah kapal selam Indonesia akan menjadi lima (photo : Kaskus Militer) Tiga Kapal Selam Jaga Kalimantan
INILAH.COM, Balikpapan -Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro menyatakan militer Indonesia dijamin makin kuat pada akhir masa kabinet Indonesia Bersatu II. Saat ini Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran yang kian besar yakni Rp150 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk kejahtraan prajurit dan pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI (alutsista) Purnomo mengakui pemerintah terlambat dalam melaksanakan modernisasi alutista serta perbaikan kesejahteraan prajurit. Awal era reformasi lalu, pemerintah saat itu masih memfokuskan pada sektor perekonomian pasca krisis moneter tahun 2007 silam. “Sekarang kita bisa memperbarui alutsista TNI karena sekarang ekonominya kuat, TNI pun makin kuat. Dulu saat kita reformasi kita tidak memperkuat alutsista karena ekonomi belum terlalu kuat sekarang sudah kuat ekonomi kita,” tandasnya saat menyambut kepulangan rombongan gerakan pramuka Saka Bahari tingkat nasional dari perbatasan Sebatik di Balikpapan, Sabtu siang lalu (14/1). Anggaran ratusan triliun itu selain untuk kesejahteraan prajurti TNI, juga dialokasikan untuk pembelian alutsista. Di antaranya untuk penambahan 6 pesawat tempur jenis Sukhoi dan sejumlah pesawat F-16, kapal perang dan tiga kapal selam TNI AL. Pengadaan persenjataan baru tersebut untuk pengamanan kawasan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II di area Balikpapan, Banjarmasin, Makassar dan Denpasar. “Untuk tiga kapal selam ini nantinya kita peruntukan bagi pengamanan jalur ALKI II ini,” ujarnya. Seluruh kekuatan ini, termasuk kapal selam, bertugas di wilayah Timur Indonesia, terutama menjaga alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II, yaitu dari utara perbatasan dengan Malaysia dan Filipina, Selat Makassar, hingga kepulauan Nusa Tenggara di selatan. Untuk memperkuat itu,dari pengaman udara selain terdapat terdapat pesawat tempur F-16, TNI AU sudah memiliki 10 pesawat Sukhoi yang pengadaannya dimulai sejak zaman Presiden Megawati. Saat itu pemerintah hanya menargetkan memiliki satu skuadron mini atau berkekuatan 12 pesawat Sukhoi Su-27 dan Sukhoi Su-30. “Dari Makassar hanya perlu sekitar satu jam bagi Sukhoi dengan terbang normal untuk mencapai perbatasan dengan Malaysia di Sabah. Sementara Sukhoi mampu terbang hingga mach-2 atau dua kali kecepatan suara,” katanya Di bidang kesejahraan prajurit, lanjut Menhan sebagai upaya peningkatan profesionalisme prajurit TNI, sedikitnya ada enam hal terkait peningkatan kesejahtraan prajurit TNI. “Pertama alokasi remunerasi 40 persen dari gaji, uang aluk pauk, kenaikan berkala, gaji 13, santunan cacat prajurit dan bea siswa putra – putrinya,” tambahnya. Dengan adanya alutista yang modern, dan makin profesionalnya TNI seiring meningkatnya kesejahtraan prajurit, Purnomo memastikan TNI akan mampu menangkal gangguan negara lain baik di udara, laut maupun daratan. [mor] (Inilah)

Sabtu, 14 Januari 2012

KSR Mekanik

Logistic Team KSR

Logistic KSR SIAMBUL 2010

Penari-Penari Dayak

Bomboy - BCPC 2011

INHU - KASUARI 2010

Jakarta - Roda Nusantara 2009

Ekor- HARITA GROUP 2008